Jakarta, 20 September 2024 – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 16 -20 September 2024
Pada akhir hari Kamis, 19 September 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.230 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 6,53%.
- DXY[1] melemah di level 100,61.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,713%.
Pada pagi hari Jumat, 20 September 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.100 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun di 6,44%.
Aliran Modal Asing (Minggu III September 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 19 September 2024 sebesar 63,41 bps, turun signifikan dibandingkan 13 September 2024 sebesar 67,46 bps.
- Berdasarkan data transaksi 17 -19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp25,60 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp4,19 triliun di pasar saham, Rp19,76 triliun di pasar SBN, dan Rp1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham, Rp21,39 triliun di pasar SBN dan Rp186,85 triliun di SRBI.
- Berdasarkan data setelmen s.d. 19 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN dan dan Rp56,50 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.